RSS

To Be Leader is Like to be a Father

To Be Leader is Like to be a Father


Apa sih Leader? Apa sih Pemimpin itu sebenarnya? Mungkin banyak sekali buku-buku yang ada di perpustakaan dan di toko-toko buku serta beberapa halaman web di internet yang menjelaskan itu secara menyeluruh dan mendalam, disini saya cuma ingin sedikit share aja pengalaman saya saja selama beberapa tahun ikut berorganisasi dari SMA sampai di bangku kuliah.

"To Be Leader is Like to be a Father and Mother" itulah yang mungkin dapat saya gambarkan saat ini. Menjadi pemimpin itu bukanlah hal yang mudah, dan tidak sulit karena seperti kata salah satu senior saya "ojo gampangke, ojo di pikir mumet juga, soal e nek ra gelem mumet yo ra usah urip" yang mana dalam bahasa Indonesianya "jangan gampangin, jangan di pikir pusing juga, soalnya kalau tidak mau pusing ya tidak usah hidup". Pemimpin merupakan sebuah amanah yang diserahkan kepada seseorang. Seseorang yang yang telah di percaya oleh sekelompok orang untuk mengemban amanah tersebut.

Disini saya ingin sedikit berbagi pengalaman saja untuk para calon pemimpin baik itu pemimpin diri sendiri, hingga yang tertinggi. Menjadi pemimpin itu bukanlah hanya sekedar bagaimana mencapai tujuan yang diinginkan, tetapi sebagai pemimpin itu juga WAJIB memberikan contoh dan mendidik bawahannya untuk dapat bekerja lebih dan mengembangkan potensi yang terpendam. Seperti seorang ayah yang mendidik anaknya yang kelak akan menjadi ayah sapertinya dan pasti harapan semua ayah didunia ini adalah anaknya menjadi jauh lebih baik dari ayahnya.

Mendidik bawahan itu seperti bermain layangan, susah susah gampang. Mengapa saya menyatakan seperti itu? soalnya yang kita hadapi itu adalah manusia bukan robot yang ketika dimasukkan program untuk melakukan sesuatu dia dapat langsung melakukannya. Selayaknya layangan yang mana apabila kita menariknya terlalu kencang, layangan tersebut tidak dapat terbang dengan sempurna dan apabila kita mengulurnya terus, dia akan terbang tinggi dan ketika benang tersebut telah habis dia akan putus. Seperti itulah gambaran sederhananya menjadi pemimpin. "feel" itulah yang terpenting yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin karena rekan kerja yang dibawahnya juga manusia. 

"PEMIMPIN YANG BAIK ADALAH PEMIMPIN YANG DAPAT MENCIPTAKAN PEMIMPIN-PEMIMPIN YANG JAUH LEBIH BAIK"



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bank dan Koperasi Adalah Oksigen Bagi Wirausahaan dan Indonesia


 Bank dan Koperasi Adalah Oksigen Bagi Wirausahaan dan Indonesia


Pada tahun 2011 yang lalu berdasarkan survey, tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia mencapai angka 6,6 persen. Mungkin hal itu cukup membanggakan bagi bangsa kita sebagai salah satu negara berkembang di dunia, akan tetapi apabila dilihat dari sudut pandang pendapatan per kapita, di Indonesia masih belum merata. Jumlah pengangguran masih cukuplah tinggi.

Bicara soal pengangguran mungkin tidak akan ada habisnya, dari lapangan pekerjaan yang ada tidak sesuai dengan jumlah pelamar pekerjaan, maupun dari kualitas lulusan-lulusannya yang tidak memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan, dan masih banyak faktor yang mempengaruhi meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia. Lalu bagaimanakah cara mengurangi pengangguran tersebut? Hal itu tentu juga terlintas dalam pikiran para civitas akademi maupun para pemimpin negeri ini.  

Beberapa waktu yang lalu tepatnya pada Minggu, 29 April 2012  saya sempat membaca sebuah artikel di kompas.com.  “Indonesia membutuhkan sedikitnya empat juta wirausaha untuk mendukung sektor perekonomian bangsa agar lebih tangguh di masa depan” ungkap Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa pada artikel tersebut. Mungkin kita semua setuju bahwa berwirausaha akan dapat menekan angka pengangguran di Indonesia. Sebagian besar bahkan hampir semua lulusan baik itu dari perguruan tinggi maupun sekolah-sekolah di Indonesia berimplementasi ketika lulus harus bekerja di salah satu perusahaan besar. Hal tersebut memang tidak dapat sepenuhnya disalahkan, karena itu merupakan hak individu masing-masing, akan tetapi tentunya kita akan bersaing dengan sekitar ratusan pelamar di perusahaan yang sama dan tentu jumlah pekerja yang dibutuhkan.

“Berwirausaha sebagai alternatif menekan angka pengangguran.”

Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah wirausahawan di Indonesia, salah satunya adalah modal. Modal memang bukan satu-satunya hal yang dibutuhkan dalam membangun sebuah usaha, namun tentunya untuk membangun sebuah usaha perlulah modal. Sebagian besar masyarakat Indonesia kebingungan untuk mendapatkan modal awal membuka usaha.

Disinilah peran dari Perbankan-Perbankan yang ada di Indonesia untuk membantu para calon wirausahawan. Hampir semua bank yang ada di Indonesia mempunyai bagian CSR (Corporate Social Responsibility), yang mana tujuannya adalah sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial kepada masyarakat. CSR tersebut salah satunya yaitu memberikan bantuan modal kepada para wirausahawan dalam bentuk pinjaman bunga yang relatif lebih rendah. Hali ini dimaksudkan agar minat masyarakat Indonesia untuk menjadi wirausaha meningkat. Selain itu, para wirausahawan juga bisa mendapatkan saran-saran apabila menghadapi masalah dalam usahanya.

Selain itu Koperasi juga ikut andil bagian dalam perkembangan kewirausahaan Indonesia. Menurut Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 Pasal 3 koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Terdapat beberapa jenis koperasi berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, koperasi dibagi menjadi:

  1. Koperasi Produsen
  2. Koperasi Konsumen
  3. Koperasi Simpan Pinjam
  4. Koperasi Pemasaran
  5. Koperasi Jasa

Dari beberapa jenis koperasi tersebut diatas, juga ikut andil dalam meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia. Contohnya Koperasi simpan pinjam, para wirausahawan juga bisa mendapatkan suntikan tambahan dana untuk modal usahanya dengan meminjam di koperasi simpan pinjam. Meskipun jumlah yang tidak sebesar dengan yang diberikan bank, akan tetapi simpan pinjam di koperasi tersebut akan lebih ringan karena asas koperasi adalah kekeluargaan dan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
             
Tentunya masih banyak lagi bantuan dari berbagai pihak untuk membangun suatu usaha, yang terpenting adalah niat awal untuk berwirausaha yang kuat dari diri sendiri. Kemauan berwirausaha itu sendiri tidak tiba-tiba muncul dari diri seseorang. Perlu adanya dukungan dari beberapa pihak baik dari keluarga, lingkungan bermasyarakat, sampai pemerintah. Mari tumbuhkan jiwa wirausaha sejak dini, dan tidak ada kata terlambat untuk berwirausaha.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

“Do not wait, what you can do today”

“Do not wait, what you can do today”

Kali ini saya ingin membahas sebuah kalimat yang saya kutip dari kalimat yang sering di ucapkan oleh Tukul dalam salah satu acaranya di televisi. “Do not wait, what you can do today” Tentu sekilas kita pernah mendengar atau bahkan akrab dengan kalimat bahasa asing ini, yang dapat diartikan dengan “Jangan menunda, apa yang dapat anda lakukan hari ini”. Sederhana, simpel, namun penuh dengan makna.
Mari kita berkaca bersama, mungkin sadar maupun tidak sadar kita pernah menunda – nunda sesuatu, dari hal yang kecil bahkan sampai hal yang cukup kompleks.
Di dunia ini kita semua mempunyai jumlah waktu yang sama, yaitu 24 jam sehari. Sedangkan dalam sehari kita membutuhkan waktu ± 8 jam untuk tidur bagi anak-anak dan remaja dan ± 5 jam untuk tidur bagi dewasa, jadi waktu efektif untuk melakukan kegiatan adalah ± 19 - 16 jam. Sekarang mari kita tengok diri kita sendiri:
  1. Apa yang sudah dilakukan hari ini?
  2. Sudahkan melakukannya dengan sungguh-sungguh?
  3. Apakah lebih baik dari hari sebelumnya?
Dari tiga pertanyaan tersebut kita dapat mengintrospeksi diri kita agar hidup ini tidak datar-datar dan biasa-biasa saja, dan mencegah muncul sebuah kata PENYESALAN. Semua penyesalan selalu datang di akhir, namun hal tersebut tentu dapat dicegah dengan tidak menunda-nundanya dan selalu melakukannya dengan sungguh-sungguh (do the best).
So, mari kawan-kawan kita ubah kebiasaan untuk menunda-nunda sesuatu dan melakukan semua sepenuh hati dan sepenuh jiwa, tentunya tidak lupa selalu bersyukur kepada TUHAN YANG MAHA ESA atas semua rahmat yang telah diberikan kepada kita.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS